Saturday, October 8, 2011

MEMERANGI HAWA NAFSU

            Bermula orang cerdik lagi pandai ialah orang yang dapat mendudukan akan dia dari pada jiwanya dan dapat beramal sholeh untuk bekal setelah mati. Sedangkan orang yang dungu lagi lemah ialah orang yang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan dapat berdusta kepada Allah ta’ala

            Ingatlah hai saudaraku,… bahwa sesungguhnya orang yang suka makan berfoya-foya dan bermewah-mewahan di alam dunia, kelak akan merasa lapar dan didapati dengan telanjang di dalam akhirat nanti. (Syahdan) kebanyakan orang yang memuliakan nafsu itu, niscaya akan dihinakan dia olehnya, lagi barang siapa yang menghinakan akan nafsu itu daripada dia, niscaya akan menjadi mulia ia olehnya. Dengan sebab menenggelamkan diri ke lautan Arrohman lagi daripada Ma’rifat itu yang telah menikmati sesuatu yan dikembalikan Allah kepada rasulnya adalah yang demikian itu sangatlah sulit dan sukar ditempuh dengan jalan yang zhohir. Karena bahwasanya amal yang mengantarkan kepada alam surga itu pahit dan berduri, sedangkan amal yang mengantarkan jalan ke neraka itu adalah manis dan mulus. Juga sebagaimana lagi dikatakan bahwa menuruti akan segala hawa nafsu itu walau sesaat, maka akan mewariskan kesedihan yang lama.


            Adapun orang yang mujahid itu ialah orang yang dapat memerangi hawa nafsunya  di jalan Allah. Bukanlah daripada orang yang kuat itu yang dapat mengalahkan manusia, akan tetapi orang yang kuat itu adalah orang yang dapat mengalahkan hawa nafsunya. Melawan hawa nafsu itu lebih berat dan besar nilainya daripada melawan sesuatu yang kasat mata, karena nafsu itu senantiasa ia selalu mengajak kepada yang ia sukai smapai kesukaannya itu murka di mata Allah’Azza Wa Jall

            Hiasilah diri kalian (dengan amal sholeh) untuk acara pameran yang sangat besar, pada hri itu (Qiamat) akan di pamerkan segala sesuatu yang telah kalian kerjakan di dunia, tidak sedikitpun sesuatu perbuatan yang terlepas atau terlewatkan dari acara persaksian itu. Demikian orang yng akan di hisab paling ringan nanti pada hari Qiamat adalah mereka yang telah menghisab dirinya sendiri di alam dunia dengan sebab ikhlas lagi khouf(takut) kepada Allah Ta’ala, sedangkan pada hari itu mereka dalam keadaaan bingung yang sangat berlebihan, dan apabila kebingungan mereka karena Allah dan bukan karena dirinya, niscaya mereka akan di selamatkan oleh maha raja yang menguasai dan mempunyai hari itu.
 sesungguhnya orang yang paling berat  hisabnya adalah orang yang berkata serampangan, dan tidak ada pada dirinya akan ilmu Al-Quran dan hadist, mereka akan menghadap Allah Talla jalaaluh dengan membawa amal perbuatan sekalipun seberat biji sawi, dan mereka berkata ; Aduhai celakalah kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula meninggalkan yang besar, melainkan ia mencatatkan semuanya.”

            Sesungguhnya orang mu’min itu menjadi tawanan dunia, dia terus berusaha membebaskan hal kebudakan dari dunia, dan dia akan sampai bertemu dengan Allah azza Wa Jalla. Karena iman itu adalah panglima dan amal adalah petunjuk jalannya, sedang nafsu di ibaratkan orang yang sangat keras kepala yang selalu menentang daripada panglimanya. Maka apabila penunjuk jalan itu lemah, niscaya nafsu itu akan merampas jalannya, akan tetapi jika ada panglima itu bersatu dengan yang menunjuki ia akan jalannya, maka nafsu itu akan menempuh jalan yang sebenarnya. Dan sesungguhnya bilamana anfsu itu telah engkau berikan makan, maka ia akan memjadi rakus, jika engkau menggantungkan diri kepadanya maka ia akan berbuat buruk, akan tetapi bilamana engkau ajak dia untuk mentaati perintah Allah, maka ia akan menjadi sholeh, sedangakan apabila engkau menyerahkan sesuatu urusan kepadanya maka ia akan menjadi rusak. Sessungguhnya orang yang bijaksana adalah mereka yang dapat menundukan nafsunya dengan hal-hal yang tidak menyenangkan seumpama memelihara hati serta anggota badan dari berbuat maksiat kepada Allah, sehingga dia(nafsu) mengakui bahwa yang dikerjakan orang bijak itu adalah haq.dan “Tambih” bahwa orang yang dungu itu adalah meraka yang memberi kebebasan hawa nafsunya untuk untuk memilih akhlak, jika ada nafsu itu menyukai akan sesuatu, dia pun ikut menyukainya, dan jika ada nafsunya itu membenci sesuatu, maka dia pun ikut membencinya.

            Kebaikan itu tidak datang terkecuali dengan usaha yang giat, akan tetapi hawa nafsu itu lebih condong kepada rasa bosan dan jemu, namun demikian orang yang mukmin itu adalah orang yang kuat untuk berteriak (memohon kepada Allah) dan lagi ia tidak mudah menyerah, karena senantiasa orang yang mukmin itu ia berteriak pada waktu siang dan malam menyeru kepada Allah Ta’all, sedikitnya ia berteriak …YA ALLAH….YA ALLAH…., sedang ia takkan pernah berhenti sebelum allah mengabulkannya.

            Bercakpak-cakaplah kalian dengan hati (Qolbun), karena sesungguhnya dia (hati) itu cepat daripada lupa, tahanlah nafsu kalian, karena bahwasannya ia cenderung mengikuti keinginannya, jika kalian membiarkan saja, maka tidak ada amal sholeh yang dapat kalian perbuat. Oleh karena itu bersabarlah dan tegarlah, karena hal itu hanya berlangsung selama beberapa malam yang masih bisa dihitung jumlah bilangannya, dan sebenarnya kalian hanya kendaraan yang berhenti sejenak, dan hamper saja salah seorang dari kalian di panggil dan memenuhi panggilannya, maka berbaliklah kalian dengan menjalankan amal sholeh, karena sesungguhnya amal sholeh itu dapat menghalangi antara kalian dengan syahwat.

            Bilamana do’a belum diangkat terlebih diQabul oleh Allah Ta’ala, maka tegurlah hawa nafsumu itu apakah dia(nafsu) masih mempunyai kebaikan atau sangat terlepas kepada kebaikan, do’a yang akan di terima adalah do’a yang tidak disertai ia akan nafsu yang jahat seumpama menginginkan dunia dengan meninggalkan akhirat. Dan bahasakanlah kepada hawa nafsu itu seumpama kita berkata kepadanya; “janganlah kamu makan roti dan minyak ini kecuali sekali, dan tidak ada hak untuk kamu memiliki pakaian lagi kecuali dua potong pakian ini, dan kamu juga tidak berhak lagi memiliki lagi akan wanita kecuali seorang wanita yang telah tua renta ini,….

            Lalu apakah makna larangan bahasa itu ??? Dan apakah yang dimaksud dengan roti dan pakaian serta wanita.WALLOHU A’LAM BIS SHOWAB



No comments:

Post a Comment