Saturday, October 8, 2011

MEDITASI


            Umumnya jenis meditasi ini digunakan untuk mengembangkan apa yg disebut konsentrasi penuh pada suatu objek sebuah prasyarat untuk pencerahan yang abadi. Tujuannya adalah untuk mengonsentrasikan penuh pada suatu objek nafas, sifat dasar dari pikiran kita sendiri, suatu konsep, suatu gambar yg divisualisasikan tanpa terputus.
            Konsentrasi yang tanpa terputus ini tepat berlawanan dengan keadaan pikiran kita biasanya. Jika anda melihat kedalam batin anda selama beberapa saat, anda akan melihat bahwa pikiran anda berpindah-pindah dari satu hal ke hal lain. Buah pikir terhadap sesuatu yg akan anda lakukan, suara di luar, seorang teman, sesuatu yg terjadi sebelumnya, sensasi fisik, secangkir kopi. kita tidak perlu mengatakan pada pikiran, “berpikirlah!” atau “rasakanlah!” Pikiran itu selalu sibuk melakukan sesuatu, melintas dengan cepat, suatu energi dari pikiran itu sendiri.
            Dengan pikiran yg demikian terpencar-pencar, lari kesana kesini dan tak terkontrol, masih ada sedikit kesempatan untuk berhasil terhadap apa yg kita lakukan, apakah itu mengingat no telepon, memasak makanan atau menjalankan suatu usaha. Dan tentunya tanpa konsentrasi, meditasi yg berhasil tidak mungkin tercapai.
            Stabilizing meditation tidaklah mudah, tetapi meditasi ini penting untuk membuat pikiran kita dibawah kendali. meskipun pengembangan konsentrasi penuh pada suatu objek adalah pekerjaan meditator full time, kita tidak perlu mengikuti retreat di pegunungan untuk mengalami manfaat dari jenis meditasi ini, bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari di kota, kita dapat mengembangkan konsentrasi yg baik dengan secara teratur melakukan stabilizing meditation 10 atau 15 menit sehari, menjaga pikiran tetap fukus pada suatu objek dan membiarkan berlalunya semua buah pikir. Hal ini memberikan kita perasaan yg longgar dan membuat kita melihat kerja pikiran kita sendiri dengan lebih jelas, selama meditasi maupun sepanjang aktifitas kita sehari-hari.
Meditasi Vipassana
            Jenis meditasi ini mengiring pada pikiran yang cakap, pemikiran intelektual dan krusial terhadap perkembangan kita: tahap pertama dalam memperoleh pencerahan yang nyata apapun adalah untuk memahami secara konsepsual bagaimana benda-benda itu apa adanya. Pencerahan konseptual ini berkembang menjadi keyakinan (pendirian) yang teguh yang ketika dikombinasikan dengan stabilizing meditation, memberikan pengetahuan secara langsung dan intuitif.
            Bagaimanapun bahkan sebelum kita dapat memahami bagaimana benda-benda apa adanya kita terlebih dahulu mengidentifikasi konsep-konsep kita yg salah. menggunakan pemikiran yg jernih, tajam, analitis; kita menyelesaikan kekusutan pola sikap dan tingkah laku kita yg rumit. Secara bertahap kita dapat melenyapkan buah pikir, perasaan dan gagasan tersebut yg menyebabkan diri kita dan orang lain tidak bahagia, dan sebagai penggantinya kita menyemai buah pikir, perasaan dan gagasan yg membawa kebahagiaan.
            Dengan cara ini kita menjadi familiar dengan realitas, contohnya sebab dan akibat bahwa pengalaman kita sekarang merupakan hasil dari tindakan kita dimasa yg lalu dan sebab dari pengalaman kita dimasa depan atau dengan kenyataan bahwa semua hal tidak memiliki sifat yang inheren. Kita dapat bemeditasi tahap demi tahap atas dasar manfaat dari kesabaran dan kerugian dari kemarahan, dengan nilai dari pengembangan cinta kasih. atas dasar kebaikan semua makhluk.
            meditasi samatha dan vipassana saling melengkapi dan sering digunakan bersama dalam satu sesi. Metode penggabungan dua jenis meditasi ini menyebabkan pikiran benar benar menjadi satu dengan objek meditasi.
            Di satu sisi, sesi analytical meditation merupakan sesi studi yang intensif. Bagaimanapun tingkat pemikiran yang konseptual yang dapat dicapainya selama meditasi ini lebih tajam dan oleh karena itu lebih kuat (manjur) dari pada pemikiran kita selama hidup hari demi hari. Karena perasaan kita tidak diserang (didebat) oleh input yg dalam keadaan takut (kalut dan bingung) yg biasa saja, kita dapat berkonsentrasi lebih kuat dan mengembangkan sensitifitas yg terkontrol baik terhadap pilkiran yg sedang bekerja.

No comments:

Post a Comment